《Jenius Yang Nakal》1. Mesin Sidik Jari
Advertisement
Pagi itu sekolah sudah ramai dengan segala kesibukannya, di mulai dari sidik jari sebagai tanda mengikuti apel pagi hingga upacara penaikan Bendera karena hari itu adalah hari senin.
Hari senin di Indonesia memang sudah diwajibkan kepada setiap sekolah dan juga instasi-instansi yang menjadi kesatu dalam suatu negara Indonesia untuk melakukan Upacara Bendera sebagai ucapan terimakasih dan juga untuk memperingati dan mengenang jasa para pahlawan yang telah susah payah membawa Indonesia menjadi bangsa yang bebas dan merdeka.
Tampak jelas perbedaan pakaian yang dikenakan oleh siswa baru yang masih terlihat sangat putih seperti kertas yang belum tertuang tinta dan cerah dibanding siswa lain yang sudah sedikit kusam atau menguning namun tetap terlihat bersih.
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah 3 hari sebelumnya di adakan masa orientasi siswa yang di laksakan oleh para senior kelas 8 dan 9 yang sebelumnya tergabung dalam anggota Osis sekolah.
Pelaksanaan upacara sedang di persiapkan dan beberapa pelaksana sedang mengambil posisi sesuai tugas masing-masing sebelum akhirnya kehebohan terjadi.
Dari arah gerbang yang sebentar lagi akan ditutup tampak seorang laki-laki berjalan masuk dengan santai melempar senyum ke arah barisan siswa baru yang berada tidak jauh dari gerbang sekolah. Senyumnya terhampar indah bagaikan cahaya mentari yang kalah karena kehangatannya.
"Bukankah itu Arya? tak ku sangka bisa melihatnya secara langsung. Dia terlihat sangat berbeda sekali, meskipun apa yang di deskripsikan oleh orang-orang selama ini sepenuhnya benar" bisik salah seorang siswa kelas 8.
"Tidak dia lebih dari yang dikatakan oleh orang, Wajahnya bagaikan mentari yang bersinar di pagi hari. Wajah yang cukup tidak realistis, pokoknya aku bersyukur bisa hadir hari ini" tambah yang lain dengan nada yang tak kalah semangat.
"Ya ampun,, lekuk wajahnya begitu sempurna laksana pahatan ilahi yang tercipta tanpa gores dan lesung pipinya saat tersenyum sungguh melemahkan kaki ketika melihatnya."
Se isi lapangan ribut dan heboh karena kedatangan Adith. Namun kemudian menjadi semakin heboh melihat seseorang yang juga menyusulnya beberapa saat kemudian tak jauh dari belakang. Dan kini bergantian dengan para laki-laki yang menjadi semakin ribut.
Advertisement
"Wow itu Yaola, aku tak tau kalau dia akan kesekolah ini" Teriak seorang siswa di barisan cowok.
"Yaola… selamat datang..." teriak yang lainnya.
Keadaan semakin tak terkendali karena kedatangan Yaola yang menyebabkan para guru dan anggota Osis pun harus turun tangan untuk menenangkan keadaan yang semakin mengacau.
"Hei, kamu... kamu tidak lihat ini sudah jam berapa? kamu tidak di izinkan masuk ke dalam barisan" ucap Siska, senior kelas 9 yang merupakan anggota osis.
"Maaf kak, tapi sepertinya saya belum telat dan masih bisa memasuki barisan" jawab Yaola sopan tanpa menundukkan pandangannya.
"Kamu kalau dibilangi telat yah telat!!" Fifian membentak dengan suara yang terdengar sedikit kasar.
"Kakak bisa liat mesin sidik jari di pos jaga itu kan? mesin sidik jari itu sebagai penanda bagi satpam jika lampunya berwarna hijau itu berarti siswa masih bisa melakukan sidik jari dan belum terlambat sedangkan jika lampunya berwarna kuning maka siswa itu akan mendapatkan pinalti namun masih di izinkan untuk memasuki sekolah sedangkan jika berwarna merah maka siswa itu dikatakan terlambat dan tidak dizinkan masuk" ucap Yaola menjelaskan dengan suara lembut dan tetap sopan namun terdengar dingin.
Semua orang terpaku dengan perkataan Yaola tidak terkecuali Fifian. bagaimana dia bisa tahu sampai sedetail itu peraturan sekolah sedang ini adalah hari pertama ia masuk dan belum banyak orang luar yang mengetahui mengenai mesin sidik jari itu karena alat itu barulah dipergunakan pada hari ini sedang sebelumnya hanya berupa absen berjalan saja.
"Dia benar fifian, sebaiknya kamu jangan terlalu keras. mereka masih baru pertama masuk sekolah, jadi masih banyak penyesuaian yang harus di lakukan" Ucap Firman dari belakang Fifian yang merupakan ketua osis pada saat itu.
Yaola dipersilahkan memasuki barisan dengan semua teriakan para laki-laki yang mengangungkan cara Yaola saat menangani sikap angkuh Fifian. Terlebih lagi dengan gaya yang tetap sopan namun dingin.
“Hebat!!! Sikap tenang dia saat berhadapan dengan Fifian benar-nbenar luar biasa.” Bisik seorang pria di barisan upacara paling depan.
Advertisement
“Keberaniannya layaknya api yang berkobar tak perduli akan siapaun dan apapun yang sedang dihadapinya.” Tambah yang lainnya lagi dengan terus berbisik-bisik yang membuat seorang anggota osis menegur mereka dengan tegas.
“Dia bukan hanya cerdas, tapi juga cantik.” Seru seseorang yang berada pada barisan laki-laki kelas 8 yang kagum kepada Yaola.
“Tidak hanya cerdas. Tapi dia juga cantik, kecantikannya itu bagaikan melati yang baru mekar. Wajahnya yang putih layaknya rembulan yang bersinar di malam hari yang gelap.” Seru seseorang yang berada disampingnya.
“Salah… harusnya yang menyinari hatiku yang gelap! Hahahahaha” mereka langsung tertawa cekikikan yang kemudia mereka segera mendapat teguran lagi dari salah seorang guru yang tak jauh berada disana.
Kehadiran Yaola membuat semua orang yang berada disana cukup memiliki kesan yang tinggi kepadanya. Terlebih saat dia tidak perduli atau mungkin takt ahu bahwa Arya sang nomor satu disekolah itu sedang memperhatikan dirinya.
Advertisement
- In Serial88 Chapters
Seaborn
Domenic is a sailor who just wants a life at sea. A brewing war between nations turn the already dangerous seas into something perilous. Domenic is forced into an untenable position, one he escapes with his life – though there is a greater cost he’ll have to pay after his deal with the devil. Join Domenic as he explores the meaning and cost of both servitude and freedom! New content weekly! (Sundays in the U.S.)
8 201 - In Serial247 Chapters
Reborn as a DRAGON
My name is Tim, or it was until I died. There was no light at the end of the tunnel, no white room to choose any cheats from, nor was there any meeting with God. I didn’t die heroically while saving someone, and I certainly didn’t get hit by a truck. My death was rather stupid and anticlimactic, I had apparently bumped my head while sleeping and passed away... That should have been the end of the road for me, but like many self-proclaimed main characters, I joined the army of multi-dimensional travelers and was reincarnated. Being an avid light novel and manga reader, I would have been excited about the opportunity, if not for my new siblings, who tried to kill me as soon as I was born, or for my mother, who seemed to have a thing for throwing me off cliffs. And let’s not forget my murderous father, who forced me to flatten a small country as my Rite of passage. Oh, did I mention I was reborn as a Dragon? PS: Earlier releases on patreon: Patreon Discord server PPS: The cover is made by Instagram: Simplegray_owo
8 764 - In Serial12 Chapters
ˈdi-sə-nən(t)s (Dissonance)
An experimental short story, written in bite-sized entries. A man returns to his rural Washington State hometown after a cataclysmic event to find answers... or at the very least, survival.
8 142 - In Serial11 Chapters
There's a Beauty: Seer of Deception
Money and Power, Beauty and Honor. In a place where strength was everything and magic ruled the world; a child was born useless with nothing of these four words. "She's ugly!" "She's weak!" When everyone looks in disdain and ridicule, no one expects that a frail, disfigured girl can survive until the end.
8 83 - In Serial8 Chapters
2173: Akro-Mars Second Conflict
It's been some long 30 years since the complete self-isolation of earth's technological capital "Akro" from the rest of the world as caused by the rebel's staggering take-over operation, which also took over the Mars international colony in a simultaneous struggle. But peace finally wavers as the self-proclaimed King of the Machinery, apparently the supreme leader of Akro, suddenly announces to the whole world that whoever retrieves his daughter to the palace can make whatever they want with the gigantic and advanced city, all the while revealing that the one successful operation from the rebels in those fateful days 30 years ago, took place in Mars and Mars only. Watch the former rebel soldier Myke Laine, who knows very well where the King's daughter is, in his nostalgic journey.
8 112 - In Serial29 Chapters
Dear Insanity
She's known as the Mute Murderer, the girl who's parents commited double suicide on her 16th birthday. Ever since, she's been silent. For two years she's been in the most well known mental institution in England, wasting away (silently, of course) with hallucinations of murder and suicide. The day she turns eighteen, though, she's let free onto the streets of ever-prosperous England. Armed with coffee and cigarettes, she wanders the streets.It's there she meets Gabriel, who refuses to leave her side. He doesn't know her past, or her real name. He knows nothing but the words engraved on her dogtags:Alexxa.
8 117

