《He Is Mine》4. Jatuh Hati
Advertisement
Gunung Baidu sebenarnya bukanlah tempat yang cocok untuk berwisata, tetapi keindahan alam di sana tidak bisa di pandang sebelah mata, hamparan rumput hijau di sekitar gunung, pepohonan langka, dan tanaman yang tidak dapat ditemui di mana saja begitu memanjakan mata. Namun, di banding itu semua, ada satu tempat di gunung tersebut yang menjadi tujuan kali ini, yang menjadikan tempat ini begitu istimewa.
Sebuah kuil kuno yang konon ditempati oleh seorang biarawan suci nan bijaksana menjadi satu-satunya alasan seorang Shen Qingqiu yang tidak kuat berjalan kaki lama, kini rela membiarkan kakinya berkali-kali terantuk batu dan akar pohon di sepajang jalan menuju kuil.
Shen Qingqiu sengaja mengatur acara bebas untuk para muridnya agar dia bisa pergi ke kuil dengan leluasa tanpa takut diganggu. Dan di saat semua orang sibuk menganggumi panorama alam yang begitu mengagumkan, Shen Qingqiu menghilang.
Membolak-balikkan peta, mencari arah yang tepat, mengikuti aliran air sungai, Shen Qingqiu dengan sedikit tak sabar berjalan menuju kuil.
Di lain tempat tidak terlalu jauh dari rute yang Qingqiu ambil, terlihat seseorang yang tengah berjuang. Setelah berkali-kali harus berurusan dengan binatang liar di gunung itu, kini, tenaganya telah habis. Bukan karena bertarung, lebih tepatnya karena berlari, setelah seekor babi hutan betina mengejar-ngejarnya hingga ia tersesat semakin dalam. Kini seekor ular besar tengah berusaha ingin menelannya hidup-hidup.
Awalnya Qingge hanya sedang melihat pemandangan di belakang tempat peristirahatannya. Namun, sebuah tanaman yang memiliki bunga yang begitu cantik terlihat bercahaya membuatnya penasaran, dan tanpa sadar dia mendekat. Lalu entah dari mana babi hutan itu berasal, dia menyerang Qingge tepat sebelum dia menyentuh bunga itu, awalnya dia akan melawan, tetapi saat dipikir lagi, buat apa? maka dia hanya berlari menghindar, hingga tanpa sadar dia telah berlari jauh dari tempat awal tanpa tujuan.
Qingqiu yang merasa mendengar sesuatu, akhirnya mendekat. Tubuhnya gemetar saat dia melihat Qingge berada di tengah-tengah tubuh ular besar, terlilit. Mata mereka bertemu, walau niat hati ingin melarikan diri---tak peduli, tetapi tidak mungkin juga meninggalkan musuh besarnya yang tengah berjuang di antara hidup dan mati begitu saja. Maka, dia ambil ranting pohon dan mencoba memukul ular itu berkali-kali, mencoba mengganggunya. Ular itu bergeming, hanya kepalanya yang menoleh malas ke arahnya, lalu dengan secepat kilat membawa tubuh Qingge pergi bersamnya.
Advertisement
"Hei!! Tunggu dulu! Kau tidak bisa membawa seenaknya, sekali pun kau sangat menyukainya," teriak Qingqiu.
"Hah! Dia sudah pergi jauh, itu bukan salahku." Lalu Qingqiu melanjutkan perjalanannya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sampai pada akhirnya dia tak sengaja menginjak permukaan tanah yang terasa begitu aneh, dan dalam hitungan detik dia terjatuh ke dalam sebuah lubang yang begitu dalam, dia terus jatuh berguling, hingga akhirnya mendarat di suatu tempat yang cukup empuk, permukaan itu terasa dingin dan terdapat sisik di sana, yang seketika membuatnya panik.
Qingqiu kini berada di sebuah goa yang terasa asing, dengan ular yang tadi membawa Qingge berada di hadapannya, sedangkan Qingge tergeletak tak sadarkan diri tak jauh darinya. Ular itu tampak ketakutan serta kepalanya terlihat menunduk kepada sesuatu di depannya, lebih tepatnya kepada makhluk yang saat ini tengah Qingqiu jadikan alasnya berbaring.
Tiba-tiba Qingqiu dapat merasakan sebuah mata tengah menatap tajam dengan pupil kuning terangnya. Tetapi entah kenapa, tidak sedikitpun Qingqiu merasa takut, malah ada rasa kasian saat melihat ular raksasa itu.
Qingqiu menatap arah mata ular raksasa itu yang ternyata bukan sedang menatapnya, melainkan terarah ke sebuah pedang yang tertancap di ekornya yang menembus hingga ke dinding goa.
Shen Qingqiu yang melihat kesedihan di mata ular itu spontan menuruni tubuh ular itu lalu langsung mencabut pedang itu tanpa berpikir dua kali jika ular itu akan menyerangnya jika terbebas.
Ular kecil yang tadi tampak ketakutan kini tengah mendekat ke arah ular besar itu, mereka saling melilit, mungkin itu ungkapan kebahagiaan, di saat ke dua ular tidak fokus kepada mereka, Shen Qingqiu membawa pergi Qingge yang masih belum sadarkan diri. Sebenernya Qingqiu juga tidak tahu jalan keluar, hingga akhirnya dinding goa terbuka, memberikannya jalan untuk pergi.
Setelah kedua manusia itu pergi, pintu goa kembali tertutup dan dalam hitungan menit sosok ular itu telah menjelma menjadi dua sosok pemuda tampan.
Advertisement
Qingqiu yang kelelahan membawa Qingge, akhirnya berhenti sejenak. Dia medengar aliran sungai, lalu segera berlari untuk mengambil air, mencoba memberikannya kepada Qingge, tetapi air kembali dia tumpahkan, bibirnya begitu rapat tertutup.
Qingqiu menekan pipinya dengan kedua jarinya agar terbuka, tetapi deretan rapi gigi itu tetap tertutup rapat, membuat hanya sedikit air yang dapat masuk. Air di daun semakin berkurang, akhirnya Qingqiu meminumnya sendiri, lalu dengan terpaksa memberikannya antar mulut, berhasil, air berhasil terminum, hanya sedikit yang tumpah, lalu dia mengulanginya sampai beberapa kali.
Setelah selesai memberikan Qingge minum, Shen Qingqiu bersandar sebentar di batang pohon besar dengan kepala Qingge berada di pangkuannya. Awalnya dia hanya ingin beristirahat sejenak, tetapi bagi seorang yang tidak pernah melakukan hal berat, saat ini energinya benar-benar telah terkuras habis, jadi dia butuh istirahat.
Qingge membuka matanya perlahan, mengangkat kepalanya dari tempat ternyaman. Netra cokelatnya menatap lekat wajah seseorang yang tengah tertidur itu, baru kali ini Qingge memperhatikan wajah musuh abadinya, biasanya mereka akan saling membuang muka jika bertemu, hingga rasanya tidak ada waktu untuk saling mengagumi wajah masing-masing yang tergolong sempurna.
Qingge perlahan memegang bibirnya saat pandangan matanya jatuh kepada bibir berwarna merah jambu yang tampak sensual. Sensasi hangat menjalar ke dadanya, perlahan tapi pasti, Qingge mendekatkan wajahnya, sebuah rasa menggelitik hatinya tepat saat dia merasakan kembali bibir itu, awalnya dalam ketidaksadarannya dia merasakan sesuatu yang kenyal terus mendorong di bibirnya, hingga cairan tertelan ke tenggorokannya yang kering, awalnya dia tidak yakin apa itu, tetapi setelah merasakannya kembali, wajahnya memerah.
Shen Qingqiu terbangun dan mendapati Qingge yang tengah berpikir keras.
"Ah, kau telah sadar? Bagaimana keadaanmu?"
Qingge tak percaya jika musuh terbesarnya itu ternyata bisa juga berbicara manis. Dia tidak menjawab, hanya menatap wajah itu lekat.
"Ya sudahlah, karena kau sudah sadar. Aku akan meninggalkanmu di sini, aku harus melanjutkan perjalananku."
Qingqiu telah bangkit, tetapi langkahnya terhenti saat sesuatu menahan pergelangan tangannya.
"Aku ikut denganmu."
"Eh?"
"Aku tahu tujuanmu," jawab Qingge percaya diri, karena tadi saat Qingqiu tertidur dia sempat melihat sebuah peta yang menyembul dari kantong celananya.
"Eh, terserah kau sajalah, lagi pula berdua lebih baik dari pada sendiri. Senyum manis Qingqiu terukir di wajah putih itu dengan mata yang memanjang menyipit. Sungguh ini juga baru pertama kali Qingge melihat senyum manis itu.
Pantas saja Qingyuan begitu menyukaimu, walau karaktermu sungguh buruk, tetapi senyuman itu mampu mencairkan gunung es.
Pada kenyataannya, Qingge telah jatuh hati karena kebaikannya, jadi wajah yang memang sudah sempurna itu, menjadi jauh lebih menarik saat ini untuknya. Ditambah dia juga tipe orang yang akan berusaha membalas semua kebaikan orang. Apa lagi ini, yang jelas-jelas telah menyelamatkan hidupnya, tetapi orang itu berakting seolah-olah tidak terjadi apa-apa, semakin membuatnya kagum. Padahal, Shen Qingqiu hanya malu dan takut jika Qingge mengetahui kebenaran dari apa yang dia lakukan saat dia pingsan, sungguh tindakan memalukan.
Bersambung.
19/10/20
Advertisement
- In Serial19 Chapters
The Last Elturien
Disclaimer: This story deals with heavy violence and gore. Some themes might be disturbing to some viewers. Viewer Discretion is advised. After her father’s death, El vowed to finish her father’s legacy. And after seven years, she's still searching for the answers. But how do you cure a world that refuses to die? Alongside her, a knight who goes by Karter, wants nothing more than to keep her from harm. Waiting for the day she and only she alone can fulfil her promise to him. However, the rest of the world isn’t so kind as rumour has spread of a way to rid one’s self of the Undying plague. And El is stuck in the middle of it all. As it is her blood that can save them, or so they think. An Elturien can save them, but to what end is she willing to go to?
8 120 - In Serial14 Chapters
Horsey Ashes
Brad Wu was just another boring schmuck like you and me until the fateful day he met his pet horse Betsy. The horse's speedy demise and cremation will lead Brad down a highly unlikely path full of cultists, slavers, alien gods, and abnormally terrible luck. But it seems that the horse isn't ready to be killed off just yet, as a strange twist of events has Brad accidentally inhaling the beast's ashes. Turns out that when snorted, horse ashes bestow incredible strength, speed, regenerative powers, and the ability to speak to ghosts. For a little while, at least. Follow him and his bizarre gang as they journey across Canada to the fabled city of Calgary in pursuit of fame, followers, and freedom. There's no way this story ends well.
8 233 - In Serial94 Chapters
Quest of the Seal Bearers - Book 1: The Warriors Return
On the distant world of Mendala, a rash of mysterious attacks have left many towns destroyed, and there are rumors of an army of monsters. Fantasma, leader of the global government, and his colleagues are determined to find cause of these attacks. but the search for answers points them to an ancient relic, The Book of War, a cursed artifact that can create indestructible creatures loyal to its master. It’s been over twelve thousand years since the Book of War was last opened. It was believed to be destroyed during the Great War by the Twelve Warriors and Daughter of the Sun at the cost of their lives. Now, it seems the book has resurfaced, and its new master is seeking to forever tip the balance of power. The stage is being set for another Great War but who can stop the Book of War once and for all? Meanwhile on Earth, the teen members of Greengale’s Action and Adventure Club are preparing for their yearly trip when they suddenly stumble upon a secret their parents have been keeping for years. Now their world is being turned upside down as they struggle to understand the legacy that ties their fate to Mendala and the Book of War. Is their destiny set in stone, or will they forge a different path? No matter what, their choices will bring forth a new era for Mendala. ------------------------------ If you love vast fantasy worlds, rich, fleshed-out characters, and a adventure where your'e constantly discovering new things along the way, then this is definitely a story you'll enjoy. This is a slow-burn high fantasy / adventure with many characters and intersecting plotlines. It’s a quest so lots of adventuring, exploring, and character moments, but not a ton of fighting/action (though there are definitely some great fight scenes as payoff to the buildup). Because it’s a fantasy world with lots of people and new concepts, I try to make it easy so that you don’t have to memorize anything. The narrative will constantly remind you of important people/places/concepts as you keep moving forward. Some things won’t be fully explained right at the beginning to avoid information overload. My goal is that the reader will learn things organically as the story progresses. I use two mechanisms to help with the intersecting plotlines. - Each chapter is named for the (main) plotline it’s following and which part. - At the beginning of the chapter, and anytime there is a scene shift, the location is listed. Also, though this is definitely a portal-fantasy (isekai) it’s different from the standard isekai, especially since the world transfer doesn’t happen immediately. It’s not Lit-RPG but characters gain powers and grow over time. Also, it’s a group of teens that transfer, not just one central character. All of the teens are distinct characters, with their own character-arcs, relationships, powers, growth etc. Hopefully you’ll find this interesting as you’ll see the world and story from multiple perspectives. The story is always in 3rd Person (Omniscient) POV so that it’s not jarring as perspectives shift.
8 225 - In Serial12 Chapters
If These Ears Could Talk
Stiles is hard of hearing, that doesn’t stop him from running with wolves.Doesn’t stop him from dating one either.
8 55 - In Serial62 Chapters
Unwillingly, Unprotected Heart | ✔
[COMPLETED] Hayden Pierce is the school's bad boy, not to mention the Alpha of the largest, strongest and most feared pack in the U.S, the Triton Kings. So technically....he's bad-ass. He has all the looks, the charm, the money, the power...everything. But the one thing Ethan can't stand is rogues. So what happens, when all of a sudden he finds out a rogue becomes his mate? Zara Ferrari is the rogue...THE rogue. In fact, she is the most wanted rogue in most of America, Australia, Europe and the Caribbean...and she's NEVER been caught. She is mostly wanted for treason, trespassing and crimes that will blow your mind. So what happens when she makes a mistake and stumbles upon the wrong lands? What happens when she crosses the line and steps in front of the Alpha, the bad-ass Alpha? What so happens when she discovers that this heartless Alpha...is her mate? [UNEDITED] Copyright © Ashleigh Parkers 2015 _____________________________________________ HIGHEST RANK: WEREWOLF #54 || TEEN FICTION #73
8 126 - In Serial46 Chapters
Modern Magic
A Modern Magician BookI looked up at the crooked holo sign while the perfectly bred woman read from a paper, a plastic smile glued to her face.'Welcome to The City,' she said in a fake voice. 'Once formerly known as New York, The City is a place filled with ancient and modern wonders. Remember, if you see any magicians please report to the nearest police station or Black Hand officer.'I smiled at the sign and then raised a single finger. No, not the middle one. A blue misty light spun from my finger and into the holo device. The message quickly changed from the fake woman to one of my own.'Welcome to The City,' the woman read, her hair now dyed a fuchsia. Her eyelids were a dark blue and her bottom lip and right eyebrow were pierced. 'A special message from Hecate, queen of magic.' The woman looked up at me, a smirk playing on her lips. 'Welcome to my city.'
8 173

