《ASS STORY (END)》TWO
Advertisement
'Semangat Alifia! Lo nggak boleh gampang menyerah...' ujarku menyemangati diri sendiri.
Aku belum sempat ke toilet, rasanya aku tidak bisa membuang air kecilku saat melihat tadi. Hatiku sangat cemburu, seperti sedang di remas-remas. Aku cemburu melihat kedekatan mereka. Tapi aku akan terus berusaha mendapatkan dia.
Aku saja belum sempat meminta maaf dengan cowok tadi, apa dia marah denganku? Entahlah aku tidak peduli. Aku mengahapus sisa air mataku. Aku tidak tau memgapa aku mencintai orang yang tidak mencintaiku sekalipun.
Demian adalah lelaki baik, sopan, ramah, dan juga ganteng. Aku mencintainya dengan hati yang tulus. Memang dia keluarga yang berada. Tapi aku tidak pernah mengaharapkan hartanya. Untuk apa?
Aku kembali ke kantin menemui Sintia. Saat aku berada di kantin, Sintia sudah tak ada lagi di sana. Mungkin ia ke lapangan. Aku mengedikkan bahu acuh.
"Lo yang tadi nabrak gue kan?" Seseorang menghentikan langkahku. Aku berbalik melihat siapa dia, dan benar saja. Dia adalah lelaki yang tadi aku tabrak.
Aku tersenyum canggung, dan menggaruk tengkuk-ku yang sama sekali tidak gatal. Sepertinya akan ada masalah baru. Dan sepertinya ia anak kelas 11 yang menjabat sebagai anggota OSIS. Tapi dengan pakaiannya, sangat berantakan. Seperti anak berandalan. Entahlah.
"Iya kak! Maafin saya yah! Saya nggak sengaja tadi!!" Ujarku menutupi rasa gugup.
"Gak papa lagi! Kenalin gue Mars Kelfano Deanand!" Ujarnya sambil menjulurkan tangannya. Dengan ragu aku menerima juluran tangannya.
"Gue Alifia Syafitri Syssil!" Aku melepaskan tanganku dari tangannya.
"Namanya cantik! Kayak orangnya!" Tuturnya. Membuat pipiku berubah menjadi merah padam.
"Yaudah kak! Gue ke lapangan dulu!" Ujarku grogi. Aku meninggalkan dia, aku tau dia itu pasti sekarang sedang tersenyum senang karena sudah mengerjaiku.
Memang sih, kak Mars itu cakep. Postur mukanya kayak blesteran Jerman gitu. Terus dia juga punya rambut yang tebal. Dan itu adalah tipe aku banget. Hidungnya mancung, alisnya tebal, dan nggak salah lagi pastinya dia itu cowok idaman banyak wanita. Tapi aku tetap setia sama Demian. Tentu saja, dia adalah cinta pertama dan terakhirku.
Advertisement
Aku berjalan ke arah lapangan dengan santai, saat melihat sahabatku sedang bercanda gurau dengan kak Demian tentunya. Aku menghela nafas berat. Sudah lama kami saling kenal, tapi Kak Demian akhirnya sudah tidak mau lagi berbicara denganku semenjak kejadian waktu itu. Yang membuat aku membenci semuanya.
"Syah! Sin! Kak!" Sapaku kepada semuanya. Aisyah dan Sintia tersenyum kepadaku, sedangkan kak Demian melirik saja tidak.
'Aku akan tetap berusaha mendapatkanmu kak! Lihat saja nanti..' Batinku.
"Gue ke ruang OSIS dulu ya!" Demian mengangkat suara. Mungkin dia bosan karena ada aku di sini. Aisyah tersenyum lalu mengangguk. Sedangakn aku? Mataku tak lepas dari dia.
Aku mendengus sambil memutar bola mata lelah. Apakah tidak ada satu kesempatan lagi untuk aku berada di hatinya? Sepertinya memang seperti itu. Tapi biar bagaimanapun aku harus tetap berusaha mendapatkannya. Bagaimanapun caranya. Aku mencintainya dengan segenap jiwaku.
Aku pamit kepada sahabatku untuk pulang. Karena kegiatan MOS sudah selesai, dan para siswa sudah di perbolehkan keluar dari area sekolah.
"Gue duluan ya!" Pamitku. Mereka mengangguk, dan aku pergi berlalu dari hadapan mereka.
Aku menunggu angkutan umum di depan halte sekolah, karena abangku itu tidak bisa menjemputku dengan alasan ia harus bertemu dengan pasiennya. Mungkin. Aku juga tidak begitu percaya dengan perkataannya.
Mobil berwarna hitam berhenti tepat di hadapanku. Membuat aku menyerngit bingung. Seseorang membuka kaca mobil, dan dia adalah Mars. Ya, dia orang yang beberapa jam lalu berkenalan denganku. Dengan dasinya yang sudah tak terpasang di lehernya, membuat kadar ketampanannya bertambah. Rambutnya yang acak-acakan, dan baju seragamnya yang keluar dari celananya. Aku susah payah menelan saliva-ku.
"Hei Fia! Mau pulang bareng?" Tanyanya membuatku spontan mengangguk.
"Naiklah!" Perintahnya. "Maksudku, tidak usah kak! Aku merepotkan... aku menunggu angkutan aja! Makasih atas tawarannya..." ujarku membenarkan perkatannya. Aku tersenyum kikuk.
"Ayolah! Gue pengen kenal lebih deket sama lo! Gue anter pulang? Ayo!". Aku hanya mengangguk dan memasuki mobilnya.
Advertisement
Sebelum aku masuk sempurna, aku melihat dia menggonceng sahabatku. Siapa lagi kalau bukan Demian dan Aisyah, aku menggeleng dan langsung masuk ke mobil kak Mars.
"Dimana alamatmu?" Tanya Mars saat kami hening beberapa saat.
"Nanti akan kutunjukkan! Jalan aja!" tuturku. Aku mengarahkannya ke arah jalan rumahku. Tepat saat sampai di depan rumahku, aku mengucapkan terima kasih.
"Oh ini rumahmu? Lo anaknya Om Bram bukan??" Tanyanya. Aku mengangguk dan heran mengapa ia bisa tau nama papa.
"Papa lo, sahabat papa gue..." ia berkata seperti mengerti apa yang sedang aku pikirkan.
"Rumah gue tiga rumah dari rumah lo!" Ujarnya. Sepertinya aku tidak bertanya? Kenapa ia memberi tau. Aku hanya mengangguk dan tersenyum simpul.
"Kalau gitu, gue masuk ya kak!". "Gue minta id Line lo boleh nggak?" Dia bertanya membuat aku menghentikan langkahku.
Aku memberikan iphone-ku, dan ia menyalin id Line ku. Setelah itu, aku benar-benar masuk ke dalam rumah.
***
Fano PoV
Gue tertarik dengan dia, ya dia. Alifia, cewek cuek yang baru pertama kali gue temuin. Selama gue hidup, baru kali ini gue ngeliat cewek yang sama sekali nggak tertarik sama gue. Awal ketemu gue udah duluan tertarik dengan gayanya.
Dan peluang besar buat gue dapetin dia, karena dia adalah anak dari sahabat papa gue. Om Bram, dengan senang hati Om Bram merestui hubungan kami. Pastinya. Tapi pertama kali gue liat dia. Gue udah mulai tebak, kalau dia punya perasaan mendalam ke Demian. Wakil ketua OSIS yang terkenal dingin.
Gue juga sama sifatnya seperti Demian. Tapi bedanya gue orangnya humor kalau udah deket. Gue belum pernah deket sama cewek. Yang gue bingung, dengan waktu yang singkat gue udah merasa nyaman dengan Alifia.
Gue yakin, gue bisa taklukin hatinya.
***
***
Advertisement
- In Serial15 Chapters
Ningen no Tenshi
Follow the protagonist, a high school dropout whose real identity was hidden away as a mystery to those around him, but to himself, he was a dead man walking in the world of the living. As he had been brought back to life as a being of Light. Entrusted with the task of saving the world, he was sent back into his world to find what would help him against the march of darkness.
8 191 - In Serial7 Chapters
I was Reincarnated as Bai
The young boy opened his eyes, what he saw was something that he never expected. He was sitting on a chair in the middle of the dark room. And in front of him was a computer monitor. "What is this?" The boys uttered as his dark eyes opened wide. "A script?" The young boy even surprised at what is displayed on the computer screen. "The author of { Legend of the Perfect Emperors }." The young boy narrowed his eyes and read what he saw. "I'm Bai. The best author in the world. No one can criticize me or fool me. I'm perfect." Spoiler: Spoiler This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events, locales, and incidents are either the products of the author’s imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actual persons, living or dead, or actual events is purely coincidental."
8 167 - In Serial22 Chapters
The Dungeon Gods [DEAD - AWAITING REWRITE]
More than three centuries ago, the Great Mage, Arcius, Performed the single greatest feat a magician can accomplish, he looked into the future, and discovered his fate. In his visions, he discovered his reincarnation, to become a Dungeon. Desiring to rise to great heights again, even in his new life, he spent the remaining centuries he had researching and studying the strange beings called Dungeons, and devising a spell that would allow him to retain his memories. However, the very act of knowing what is to come can often be enough to alter Destiny. Impressed at the Mage's efforts, an ancient, powerful being, the Creator of Gods, has now chosen him, to become one of the Dungeon Gods of a new world in a new segment of reality. Their directive, to bring life to this new world. Follow him, as he brings forth the knowledge his efforts awarded him, and pits it against his unprepared competitors, in a bid to be the first to create sentient life. This is my first full on story, and is mostly going to be a learning experience for me. It is going to be a story following the life of Arcius as a Dungeon God, with very few POV swaps, if any. If I make any errors, either in spelling or in grammer, please let me know, and I will endevour to correct them ASAP. I was inspired to create this story after reading the Scale Dungeon, by TheSilverGunner, here on RRL. It is a good story, despite having only a few chapter out at the time of writing this. I highly recommend that you read that story if you find this one interesting.
8 138 - In Serial20 Chapters
Heart Cores have hobbies (HIATUS)
On a realm far, far away, exists a large continent, with its empires, kingdoms, religions and clans. Some fight for survival, others are overwelmed by greed, driven by love or hate. A world full of lies and clichés. Arc list Tutorial - Chapter (1-6) The War for the Neutral Territory - Chapter (7-??)
8 277 - In Serial35 Chapters
30 Days with Fina
How long does it take for a person to change? A day? A week? A month? A year?For Jellane Ramos, it only took 30 days.
8 190 - In Serial29 Chapters
The motion of a dream
Poem collection of 3 am thoughts on a rainy night.
8 133

