《[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck》58
Advertisement
" YEEEEES! AKHIRNYA!"
Pekik Jaemin kegirangan sambil mengangkat dan mengepalkan tangannya ke udara. Jaemin pun kembali duduk sambil mengusap pelan kepalanya pasalnya sebuah kapur melayang tepat mengenai keningnya. Haechan yang melihat itu hanya bisa menatapnya heran sambil terkekeh pelan.
" Kenapa? " Tanya Haechan berbisik
" Aku berhasil meretas akunnya.." Balas Jaemin
" HAH!"
Teriak Haechan kaget, dan tepat setelah itu Haechan mengelus pelan keningnya pasalnya sebuah kapur juga melayang tepat ke keningnya.
" Kalau kalian berisik lagi... saya usir keluar!" Bentak Taeil
" Maaf Sssaem..." Mereka berdua pun membungkuk sopan dan terkekeh pelan setelahnya.
" Hoel... setelah 3 hari aku mencoba meretas, akhirnya aku bisa mengambil semua data file yang ada di gadgetnya... heol... pria itu gila bagaimana mungkin dia bisa menyimpan 100 copy hanya di laptop dan 2 ponselnya" Jelas Jaemin sambil berbisik...
" Huh?"
" Ah... maaf .. aduh.. aku tidak bermaksud..." Jaemin gelagapan sambil menggelengkan cepat kepalanya
" Hahaha tak apa... santai saja trauma ku juga sudah mulai hilang kok.... "
" Benar kah?"
" Eung... tanpa sepengatahuan Mark...aku pergi ke psikolog.. dan yaa dengan 3 kali terapi dan minum obat... sekarang cukup membaik..."
" Waah... aku senang mendengarnya... sekarang aku sedang berusaha untuk menghapus filenya.."
" Terimakasih... semangat ya..."
Mereka pun kembali fokus pada angka dan huruf yang memenuhi papan tulis.
" Haaaah.... aku sudah mencoba tapi tidak ada yang mau buka suara, mereka takut Jihoon tau" Jelas Jeno sedikit frustasi..
" Tak apa... terimakasih sudah mau direpot kan..." Hibur Haechan...
" Aku sudah berhasil menghapusnya... dan sepertinya dia belum sadar... aku akan terus memantau aktivitas ponselnya....aku juga sudah memblokir akunnya mencegahnya untuk mengupload vidio itu... tinggal hard copynya saja..." Jelas Jaemin
" Well done... by... duh gimana yaa cara balas dendamnya" Jeno mengelus kepala Jaemin sambil menatap langit
Advertisement
Melihat teman temannya tengah kebingunan, Haechan pun tidak enak hati. Ia tau Jeno sudah bersusah payah membujuk korban korban Jihoon tapi tidak ada satupun yang mau buka suara. Haechan ingin membantu, tapi karana traumanya itu hampir seruluh ingatannya dengan Jihoon benar benar hilang dikepalanya.
" Ck... tidak ada pilihan lain..." Cicit Haechan kemudian menutup matanya.
Haechan mencoba mengambil kembali ingatan itu, melawan rasa takut dan traumanya agar ingatan dalam kepalanya kembali.
" Arrgh...."
Haechan mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya.Kepalanya ingin saja pecah rasanya saat potongan-potongan memori yang muncul
" Haechan-ah... kau kenapa?" Tanya Jaemin panik.
Haechan pun menggelengkan kepalanya pelan, masih menahan sakit di kepalanya. Setelah beberapa menit, Haechan membuka matanya perhalan, mengambil nafas rakus sambil menengkan dirinya.
" Aku ingat...." Cicit Haechan pelan
" hhm?" Tanya Jaemin heran
" Iya... aku ingat kelemahannya... Jihoon sangat takut dengan ayahnya, ia bahkan sering menangis karna dimarahi ayahnya... ia bilang ayahnya mengutuki kaki pincangnya itu"
Jaemin menjentikkan jarinya
" Nah itu.... aku akan coba retas cctv rumahnya, siapa tau kita menemukan hal bagus di sana"
" Oke berarti sekarang tugas kita mengambil hardcopy vidio itu... kemudian meretas cctv rumahnya... lalu untuk rencana radio bagaimana?" Tanya Jaemin
" Hmm.. rencana ku kita akan siarkan saat jam pelajaran, jadi dia pasti tidak bisa berkutik...kenapa chan?"
Tanya Jeno pasalnya Haechan sedari tadi ingin menghentikan perbincangan Jeno dan Jaemin
" Uhmm itu..." Haechan gelagapan
" Iya kenapa?"
Akhirnya Haechan mengangkat telunjukkan sambil memicingkan matanya
" Mark di belakang...."
Jeno dan Jaemin pun serentak berbalik dan mereka dapat melihat sosok dengan aura yang tidak enak.
" Kenapa?!" Tanya Mark kesal pada Haechan
" Karna aku i-"
" Kamu tu ngerti ngga sih aku lagi ngelindungin kamu?! Terus kamu ngapain kaya gini?! Ini bahaya loh Chan! Kalau kamu diapa apain lagi sama Jihoon gimana?!"
Advertisement
Kesal Mark setelah mendengar penjelasan dari Haechan. Mereka terpaksa jujur pada Mark pasalnya aura anak itu benar benar mengintimidasi.
" Trus menurut kamu aku bisa diam aja gitu?! Mark aku ngga sendiri! Jeno dan Jaemin bakal bantuin aku! Dan aku juga udah baik baik aja!" Kesal Haechan
"Tap-"
" Ngga selamanya mesti kamu yang lindungin! Ngga selamanya mesti kamu yang jagain! Mark kamu itu pacar aku! Bukan bukan bodyguard aku! Jadi aku juga punya hak dan kewajiban buat lindungin kamu!"
Mark mentap Haechan tidak percaya bahkan matanya kini berkaca kaca. Mark sedikit haru menatap Haechan, pria itu tidak memanangis, bahkan dalam tatapannya tidak ada rasa kasihan ataupun amarah, tatapannya benar benar bersungguh-sungguh
" Eung? Hanya kali ini...untuk kali ini... biarkan aku yang melindungimu hm? Biarkan aku yang menggenggam tanganmu kali ini..."
Mark pun tak kuasa menahan air matanya, ia benar benar sedih dan malu pada dirinya, terlihat menyedihkan dan tidak berdaya di depan Haechan, sedangkan Haechan masih terus berusaha bahkan melawan ketakutannya sendiri untuk membantunya.
Mark benar benar sudah hilang akal, ia benar benar buntu dan tidak tau bagaimana caranya untuk menghentikan ini semua. Mark akui ia memang terus berjuang untuk menahan rasa sakit itu, tapi perlahan tubuhnya tidak kuat, Mark benar benar sudah tidak tahan dengan rasa sakit di tubuhnya.
Melihat Haechan yang bersungguh sungguh membantunya, membuatnya sedih. Mark selama ini selalu memegang prinsip ia yang akan selalu melindungi Haechan, ia yang akan selalu berdiri di depan, ia yang akan menuntun jalan mereka berdua. Dan di saat kakinya sudah tidak bisa melangkah lagi, melihat Haechan yang mengulurkan tangnnya benar benar membuatnya tersentuh.
Haechan yang melihat Mark tertunduk sambil memangis terisak menggenggam tangannya dan mengusap pelan air mata Mark.
" Kau tidak sendiri... ada aku... kita lalui ini bersama... jadi kau tak perlu terluka sendiri.." Senyum Haechan dengan mata berbinar sambil terus mengelus pelan pipi Mark.
" Kau tak sendiri Mark... ada kita...sudah.. tegakkan bahu mu jangan menangis seperti itu" Jeno merangkul Mark dan menepuk pelan pundakknya.
" Lapor Jaemin si Hacker sudah menghapus semua vidio itu, Untuk misi pembalasan dendam apakah sudah boleh jalan bapak negera?" Jaemin tersenyum cerah sambil memberikan gerakan hormat pada Mark.
Mark pun terkekeh sambil berderai air mata, Mark kembali menatap Haechan, Haechan pun tersenyum sambil mengangguk pelan.
" Kemarilah..." Haechan memeluk Mark dan Mark langsung menangis terisak dalam pelukan Haechan.
Jeno yang melihat hal itu mengadahkan kepalanya, walaupun perawakan Jeno itu sangat macho dan cool, tapi hati anak itu benar benar rapuh ia sangat mudah menangis. Melihat Jaemin dan Jeno berusaha menahan air mata mereka, Haechan pun tersenyum sambil terkekeh pelan
" Kalian kemarilah... dasar cengeng" Haechan merentangkan tangannya
Jeno dan Jaemin pun langsung berlari dan memeluk Mark Haechan, dan mereka menangis bersama hingga bel berbunyi.
Advertisement
- In Serial77 Chapters
This Kitty has guns
She was a rich girl with a dark hobby. But the fate has played a cruel joke on her and her life has ended ... or so she thought. What awaits her in this new world, that for some reason resembles a game. Authors note: English is not my native language, so if spot mistakes feel free to point them out. It's very much appreciated.
8 184 - In Serial13 Chapters
Half a God
For centuries, the Lord-Inquisitors of the Church of the Holy Ark have hunted Mindrippers with a single-mindedness that bordered on obsession. In an age of musket and cannon, the hunt leads them to the ancient city of Dilgan where women are being butchered by an unknown killer. Here, Enk Gueye, the young scion of a noble house, wakes from a nightmare to discover he can read—and control—other people’s minds. He thinks he’s a god, but the Lord-Inquisitors have another name for what he has become: Mindripper.
8 221 - In Serial9 Chapters
The Strongest Soul
This universe is overrun with corruption and children are forced to become warriors for a malicious group. This group runs deep and controls multiple universes. They are extremely powerful and are a force to be reckoned with. Follow as Kain grows to single handedly destroys this organization thoroughly with his own power. This is a second novel I'm writing so that I can diverge from my original novel. Thus, this won't be released often.
8 199 - In Serial20 Chapters
Gate: War of Two Worlds Shorts
As the war continue, their are many stories that are untold. Voices, perspectives, battles, characters, and more that get lost between the bigger picture. These stories are to show another side of a long and bloody war. You can catch this book here, Wattpad, FanFiction.
8 180 - In Serial87 Chapters
Trollex x daughter reader
I saw there were no king Trollex x daughter readers, so I thought I'd make one myself. Sit back and enjoy
8 254 - In Serial48 Chapters
The Night the Vampires Came
Ailith has had a secret crush on popular girl Holly since high school. When vampires kill everyone they ever knew, will Ailith finally get a chance to tell Holly how she feels? Who is the little boy who keeps appearing in Ailith's dreams? More importantly, will Ailith survive the rainstorm that is turning the entire world into blood-drinking monsters?***Editor's Choice November 2020, August 2021 | Watty Paranormal Winner 2020***Ailith Ying is a college student whose family is turned into vampires during a toxic rainstorm. Her only hope of saving them is to find an elusive and rare medicine known as a Lumin pill. Unfortunately, she is kidnapped and taken to Miami by two of her friends who are on the run from the vampire horde. Soon, as the infection spreads across America, Ailith must find her way back to her family and save the world.****Our world is dying. We thought the end of times would come from the plague, from disease, from war - it came from beneath the Black Waters.
8 137

